Aku siap menjadi abu atau debu. Menjadi kayu bakar untuk menghangatkan dan menciptakan nyaman yang kau bayangkan.
Sungguh aku benar-benar siap menjadi abu atau debu. Untukmu.
Tak ada yang berubah dari aku. Masih seperti rel kereta yang lurus dan yakin dalam mencintaimu. Bimbang? Itu masa lalu. Sekarang aku adalah Juliet, Roro Mendut sekaligus Layla yang setia bagimu.
Kau tahu apa yang ada dibenak Mendut ketika keris Wiroguno menerjang dada Pranacitra? Kau paham apa yang dipikirkan Juliet saat menenggak cawan itu? Kau mengerti yang dirasa Layla saat Qays menangsi melalui serulingnya di tengah gurun yang senyap? Cinta. Ya, cinta butuh kaki dan tangan untuk berwujud di bumi dan menjadi manfaat.
Kau percaya padaku bukan?